Tuesday, December 11, 2012

3 Pola Pikir Menuju Sukses Berwirausaha ala Chairul Tanjung


Keputusan untuk berwirausaha tidak semua orang berani menjalani. Padahal kesuksesan berwirausaha bisa ikut mendorong kemajuan perekonomian negara dan bangsa Indonesia. Chairul Tanjung membeberkan 3 pola pikirnya hingga kini menjadi pengusaha sukses.

Pada pidatonya di Sidang Universitas dan Dies Natalies ke 58 Universitas Airlangga, Chai
rul Tanjung menuturkan bahwa produktivitas tak lagi cukup. Perlu kreativitas dan inovasi untuk mencapai added value yang sangat tinggi.

"Ada 3 pola pikir yang ampuh untuk menuju sukses berwirausaha. Yang pertama, kita harus berupaya mewujudkan kesempurnaan," kata Chairul Tanjung di Ruang Garuda lantai 5 Gedung Rektorat Universitas Airlangga, Kampus C, Sabtu (10/11/2012).

Saat kita berusaha mewujudkan kesempurnaan, lanjut dia, itu artinya kita berani mencakup masalah yang mungkin timbul.

"Sebab tidak ada kesuksesan yang tidak melewati garis berliku. Tidak ada yang mudah dan lurus," tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional.

Yang kedua, wirausahawan juga harus berjiwa tak mudah menyerah. Chairul Tanjung tak pernah menyebut kegagalan, tetapi belum waktunya berhasil.

"Saya bukan gagal, tapi belum berhasil. Hanya menunggu waktu, sebentar lagi berhasil," kata pria yang akrab disebut CT.

"Yang ketiga yakni berpikir out of the box," tambah CT lagi.

Wirausahawan sejati musti berani mengambil rute berbeda. Sebab, jalan menuju sukses, sekali lagi bukanlah garis lurus. Sukses bukanlah konsep yang linier.

"Jalan menuju sukses berwirausaha hampir pasti berliku, naik turun bahkan berputar," jelas CT.

Yang pasti, CT menuturkan bahwa wirausahawan musti cerdas membaca masa depan.

"Para pengusaha sukses itu bisa membaca tren, kemudian membelinya dengan harga sekarang (saat nanti)," akunya.

CT mencontohkan artis dan pelawak Tukul yang setia pada programnya Bukan Empat Mata yang tayang di Trans7. Selama proses lima tahun, sejak nama program Empat Mata menjadi Bukan Empat Mata lalu, karakter Tukul mengalami proses kreativ dan inovasi.

"Orang melihat Tukul lima tahun yang lalu dengan Tukul yang sekarang, jelas berbeda. Karena selama jenjang itu, ada proses kreativ dan inovasi," cerita CT yang disambut tawa riuh dan tepuk tangan para civitas akademik Unair